Minggu, 03 Mei 2009

Suatu area bahasa yang barU

Suatu area bahasa yang barU

Area-area yang ditemukan oleh Broca dan Wernicke lebih dari seratus tahun yang lalu sebagai area yang sangat penting bagi bahasa terletak di sepanjang fisura .silvian belahan kiri—belahan yang membagi cuping temporal dari seluruh bagian korteks lainnya. Sejak itu, para ahli neurologi berasumsi bahwa semua area bahasa yang kritis di dalam otak—dengan perkecualian fungsi-fungsi yang
berkaitan dengan wacana yang baru saja disebutkan di atas—pasti berada di wilayah otak yang sama.
Penelitian baru yang dilakukan dengan bantuan citra CAT dan MRI telah mengungkapkan struktur yang sama sekali baru di dalam otak yang bertanggung jawab atas artikulasi percakapan. Wilayah itu, yang dinamakan insula, terletak di bawah cuping temporal dan cuping depan pada korteks kiri. Sebelumnya, insula dianggap bertanggung jawab terutama pada pemrosesan rasa, bau, penglihatan, dan suara pada manusia dan monyet.
Jika satu bagian tertentu monyet insula mengalami kerusakan, akibatnya timbul masalah yang dinamakan apraksia. Penderita apraksia kesulitan untuk memanipulasi susunan otot pembicaraan dalam urutan yang tepat dan dengan penetapan waktu yang tepat pula. Mereka akan mencari-cari urutan bunyi yang benar, kadang-kadang bahkan membetulkannya sekali tetapi kemudian tidak dapat melakukannya lagi.
Apraksia mudah dikacaukan dengan afasia Broca sebab kedua cacat itu menunjukkan dirinya dalam bentuk pembicaraan yang pelan dan susah payah, kesalahan artikulasi, dan penyampaian yang monoton. Namun, apraksia tidak mengandung ciri-ciri afasia Broca, yaitu agramatis (nongramatis). Apraksia mungkin juga dianggap menyerupai afasia Wernicke, yang juga melibatkan pemutarbalikan suara dalam kata-kata. Namun, tidak seperti afasia Wernicke, penderita apraksia tidak kesulitan untuk menemukan kata yang tepat atau dengan persepsi- atau pemahaman kata. Sebaliknya, kemampuan penderita apraksia mengenai kata-kata dan suara pembicaraan tetap normal sepenuhnya dan mereka benar-benar sadar akan artikulasi indra mereka sendiri—yang merupakan sumber frustrasi yang sangat besar.

1 komentar:

  1. Salam kenal...
    Saya Firda dari Unair Surabaya. Saya tertarik meneliti apraksia dalam skripsi saya, kira-kira dimanakah rumah skait yang memiliki banyak penderita apraksia? Terima kasih :)

    BalasHapus